Minggu, 12 Mei 2013

Cinta Abstrak?

Ada yang bertanya tentang cinta. Apa maknanya dan kegunaannya untuk apa. Tidak salah memang tapi begitu tabu didengar. Pertanyaannya tidak sulit tapi sebenarnya begitu rumit ketika dijelaskan. Entah harus menjelaskan darimana dulu karena sebenarnya cinta itu ABSTRAK! Iya abstrak adalah satu-satu nya kata yang menjelaskan keseluruhan dari yang namanya cinta. Sama seperti abstrak pada sebuah lukisan kok. Tidak karuan tapi sungguh indah menyejukkan mata. Tidak jelas gambar apa yang ada di sana namun sangat berkesan bagi penikmatnya.

Kamu tidak boleh men-judge bahwa cinta itu sangat teramat menyakitkan. Tidak boleh bilang kalau kamu tidak mau lagi kenal yang namanya cinta. Mau tidak mau suatu saat nanti kamu akan merasakan keduanya, pahit manisnya cinta. Jangan menyerah ya untuk selalu menemukan kebahagiaan dengan orang-orang tersayang.

Cinta itu universal. Yang pertama adalah cinta kepada-Nya. Apapun yang kita lakukan harus diniati bahwa kita melakukan itu semua karena kecintaan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kalau tidak dijamin apapun yang kita lakukan tidak akan menjadi "sesatu" dan pada akhirnya akan sia-sia.

Yang kedua adalah cinta kepada orang tua. Bagaimanapun sifat orang tua, apapun perlakuannya pada kita, berusahalah untuk terus mengingat bahwa apa yang orang tua lakukan itu adalah yang terbaik yang bisa mereka beri. Itu artinya buat kamu-kamu yang sering melawan ortu, jangan sedih dan jangan kecewa kalau nantinya anak-anak kamu juga akan melakukan hal yang sama.

Yang ketiga adalah cinta kepada saudara dan teman-teman. Hidup ini terasa tidak lengkap tanpa kehadiran mereka. Kadang diwaktu jenuh merekalah yang selalu membuat kita tersenyum dan melupakan permasalahan yang ada. Juga pemberi solusi terjitu pada setiap kerikil-kerikil tajam yang ada di hidup ini. Sangat menyenangkan.

Dan yang terakhir adalah cinta kepada seseorang. Klo sudah bicara tentang orang spesial yang ada di hati. Di langit seperti berjatuhan aneka bunga secara slow motion, bertaburan gambar hati, serta merekahnya senyuman sederhana dengan mata yang berbinar-binar. Hahaha sedikit lebay boleh kan? Karena memang begitu dahsyatnya cinta dalam hal ini merubah kepribadian seseorang. Ramainya pembicaraan di jejaring sosial twitter atau facebook menjadikan cerita pribadi menjadi konsumsi bersama.

Perasan tersakiti itu jelas ada. Takut kehilangan, terasa terabaikan, kecewa, ingin marah, dan lain sebagainya. Kalau kamu ingin membuat dia jatuh cinta kepadamu, jangan hanya buat dia terpikat dengan paras wajahmu. Dan jangan paksa dia untuk jadi apa yang kamu mau. Kejernihan hatimu dan kepribadianmulah yang akan menjadi satu-satunya alasan mengapa dia ingin selalu bersamamu. Berubahlah pada sesuatu yang lebih baik jika itu memang diperlukan. Tapi ingat, jangan berubah karena ingin dia lebih cinta tapi berubahlah untuk dirimu sendiri.

Nah dari keempat wacana yang sudah saya tuliskan di atas belum bisakah kamu mendiskripsikan sendiri tentang bagaimana cinta sesungguhnya? Kalau belum coba lakukan pada kehidupan sehari-hari kamu. Tersenyumlah ketika kamu bahagia dan tertawalah ketika perih datang menerpa. Selamat mencoba !! :)

Minggu, 05 Mei 2013

Berbicaralah, Ayah..

Mungkin terasa aneh, ketika sebuah hubungan antara anak dan seorang ayah terlihat sangat canggung dan kaku ketika bersama. Umurku ini sudah 17 tahun. Tidakkah kau lelah ayah, selalu bersikap seperti ini kepada darah dagingmu sendiri? Sikapmu bahkan jauh berbeda jika bersama teman-temanmu. Mungkin karena aku sudah terlalu terbiasa dengan ini. Terbiasa dengan kesunyian yang bahkan kita nikmati sewaktu menonton TV atau mungkin sedang sama-sama berada di meja makan.

Tidakkah kau ingat ketika sewaktu aku kecil, kau sering mengajariku menulis, membaca, berhitung bahkan bermain piano. Begitu banyak hal yang kau tanamkan sewaktu aku kecil. Sebuah kutipan hidup yang seiring berjalannya waktu aku mengerti apa yang kau maksud. Tapi bisakah sikapmu seperti dahulu ayah? Tidak bisakah kau berhenti merencanakan kehidupan di masa depan. Aku rasa kau terlalu memikirkannya hingga kau lupa apa yang aku butuhkan saat ini.

Terimakasih atas hunian rumah megah yang sudah kau bangun dengan cucuran keringatmu. Aku mensyukurinya. Aku tau kau ingin memberikan yang terbaik untuk keluarga ini atau mungkin kurasa hanya bagian dari gengsi semata. Tapi taukah kau ayah? Aku tidak terlalu membutuhkan itu. Aku hanya ingin sebuah kebersamaan. Bisakah kita terhanyut dalam pembicaraan biasa layaknya anak dan seorang ayah? Mungkin membicarakan pengalamanmu sewaktu di negeri orang? Atau kau sedikit saja membahas tentang bagaimana aku di sekolah?

Aku tidak bermaksud mengagungkanmu. Aku hanya kadang berpikir. Kau mempunyai banyak rupiah.  Bisakah gunakan itu untuk membahagiakan keluarga ini? Mungkin untuk meluangkan waktu liburan bersama agar melepas rasa penat dan untuk lebih menjalin rasa kekeluargaan. Biasakah rasa loyalmu itu bertambah?

Maaf ayah jika aku terlalu menuntut berlebihan. Satu-satunya cara yang bisa membuat mata hatimu terbuka dengan semua hal itu aku rasa dengan menunjukkan prestasiku yang tidak biasa. Standart membahagiakan yang kau butuhkan memang sangat tinggi. Kau bahkan tak menunjukkan rasa bangga dengan prestasiku yang selalu tiga besar ranking di kelas atau ketika aku mengikuti seleksi olimpiade IT beberapa bulan lalu. Menurutmu itu biasa.

Tetapi aku mulai mengerti apa maumu. Jika aku telah memenuhinya, bisakah kau berjanji untuk berucap sepatah kata dari mulutmu sendiri bahwa kau bangga dengan apa yang ku raih? Apapun itu aku masih menunggu perubahan darimu, Ayah.

Kamis, 02 Mei 2013

Talents

Pada dasarnya itu ketika manusia dilahirkan, dia sudah dianugerahi oleh Tuhan banyak bakat yang terpendam. Tinggal bagaimana cara manusianya itu sendiri yang mengasah bakat yang sebenarnya dia sudah punya. Tidak usah envy dengan bakat orang lain yang lebih menonjol. Kalau kamu tidak percaya dengan bakat yang sudah kamu punya, maka kamu juga secara tidak langsung meragukan kemampuan Tuhan pengatur segala.

Tidak munafik kok. Semua orang pernah merasakan minder dengan bakat yang dia punya termasuk saya. Ada pergulatan batin dimana hati berkata, "Dia bisa melakukan itu tapi kenapa aku tidak?" atau "Kenapa hal begini saja aku tidak bisa". Iya kan?

Tuhan mungkin memang memberikan porsi yang sama dalam setiap bakat umatnya tetapi tentu tidak sama alias berbeda-beda. Dia mungkin memiliki banyak bakat tetapi belum tentu dia juga memiliki bakat yang kamu punya. Selalu bersyukur sajalah dengan apa yang diberi Tuhan. Mereka yang punya banyak bakat tetapi tidak menggunakan bakatnya untuk hal yang positif itu nothing. Bakat yang dia punya tidak akan berkah dan bermanfaat bagi orang banyak.

Terus cari bakat apa saja yang kamu punya agar kamu tidak menyia-nyiakan apa yang Tuhan beri padamu. Tidak perlu envy dengan orang lain ya. Do what you want on the basis of love for something not for money. The important thing is to do your best. As perfect as you can do!

Rabu, 01 Mei 2013

Lukisan

Cat warna cat warna itu bertumpukan pada sebuah kanvas. Indah sekali. Lalu terbentuklah lengkungan-lengkungan naik turun, cipratan-cipratan dalam gradasi warna yang akurat. Perpaduan orange nya lagit senja, biru nya danau taman, jangkungnya pohon-pohon di sekeliling jalan serta pantulan cahaya dari Sang Mentari menuju danau yang terlihat berkilauan layaknya berlian. Sang Mentari terlihat ingin beristirahat sehingga perlan-lahan tenggelam lalu hilang.

Hijaunya rumput taman juga tak terlupakan. Menemani pohon yang kadang sendirian, batu yang terdiam di pojokan atau sekedar untuk memperindah penglihatan. Semua didesain seperti nyata. Sama seperti aslinya. Agar kanvas putih yang sekarang membentuk pola-pola alami dengan campuran warna yang ideal itu menarik untuk dilihat. Dapat mendiskripsikan sebuah suasana dimana sangat nyaman berada di sana apalagi sewaktu sunset tiba.

Jari-jemari ini tak begitu saja menari-nari. Ada naluri dimana ingin membuat karya yang diri sendiri pun puas melihatnya. Karya lentikan jari yang didedikasikan mewakili perasaan untuk hati yang tenang. Lukisan ini dipersembahkan dari orang tersayang yang kini ku pajang di meja dekat lemari kamar. Tak ada kata istimewa darinya. Tapi tak apa. Aku senang melihat ketulusan yang tersirat di wajahnya untuk memberikan karya jerih payahnya padaku. Karena begitu natural.